INJEKSI INTRAMUSKULER ( IM )
Pengertian
Intramuskuler (i.m),Rute IM memungkinkan
absorbsi obat yang lebih cepat daripada rute SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan
jaringan berkurang ketika obat memasuki otot yang dalam tetapi bila
tidak berhati-hati ada resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah. Denganinjeksi
di dalam otot yang terlarut berlangsung dalam waktu 10-30 menit. Guna
memperlambat reabsorbsi dengan maksud memperpanjag kerja obat,
seringkali digunakan larutan atau suspensi dalam minyak, contoh suspensi
penisilin dan hormone kelamin.
Mekanisme
fisiologis
Obat
masuk kedalam tubuh beberapa saat
setelah di injeksikan, obat akan masuk ke dalam tubuh melalui pembuluh
darah, mengikuti aliran darah, disana obat akan di absorbsi oleh tubuh, Setelah di absorbsi partikel obat yang telah
terabsorbsi akan di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh lainnya, namun disini
belum memberikan efek karena belum tepat pada organ target sesuai dengan fungsi
obat itu sebagai apa, entah sebagai analgesik, antipiretik, antiemesis, dan
lain sebagainya. Selanjutnya setelah obat di distribusikan ke seluruh tubuh,
karena obat belum memberikan efek , obat akan di metabolisme oleh hati, di hati
ini obat akan dipisahkan berbagai komponenenya, partikel obat yang dibutuhkan
oleh organ target akan di edarkan ke organ target tersebut untuk memberikan
efek sesuai dengan masalah ( penyakit ) yang akan diatasi , sedangkan bagian
partikel yang tidak dibutuhkan tubuh akan di ekskresikan oleh tubuh baik
melalui keringat, urine, dan lain sebagainya.
Lokasi yang digunakan untuk penyuntikan :
1. Deltoid/lengan atas
2. Dorso gluteal/otot panggul
3. Vastus lateralis
4. Rektus femoralis
Daerah tersebut diatas digunakan dalam penyuntikan dikarenakan massa otot yang
besar, vaskularisasi yang baik dan jauh dari syaraf.
Faktor yang mempengaruhi kerja obat
v Kegemukan
Obat akan sulit di absorbs oleh tubuh karena
terhalang oleh lemak, sehingga obat itu akan sulit masuk ke pembuluh darah
v Penyakit
liver, jantung, DM
Pada penyakit liver, obat akan mengalami hambatan
dalam proses metabolismenya karena tempat metabolism adalah hati.
Pada pasien penyakit jantung karena aliran darah
yang lemah, obat yang akan dibawa ke seluruh tubuh oleh pembuluh darah akan
sulit di distribusikan.
Pada penyakit DM, jika telah terjadi penumpukan gula
pada pembuluh darahnya, ia akan memperlambat proses distribusi obat karena
terhalang oleh plak.
Faktor yang perlu dipertimbangkan
pada saat memilih cara pemberian obat
v Indikasi
Biasa dilakukan pada
pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan
untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan
parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya.
v Kontra indikasi
Infeksi, lesi kulit,
jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di bawahnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Oleh karena injeksi ini menakutkan klien, mkaka usahakan klien tidak menjadi
takut dengan memberikan penjelasan.
2. Perhatikan tekhnik aseptik dan anti septik baik pada alat-alat maupun cara
kerja.
3. Pada injeksi IM, memasukkan jarum seperti melepaskan anak panah sehingga
rasa sakit berkurang
4. Tempat penyuntikan IM pada Muskuslus Gluteus harus betul-betul tepat,
apabila salah akan berbahaya karena dapat mengena saraf ischiadicus yang
menyebabkan kelumpuhan.
Persiapan Dan Pelaksanaan Pemberian Obat
:
a. Persiapan alat :
1. Handscoon 1 pasang
2. Spuit steril 3 ml atau 5 ml atau spuit imunisasi
3. Bak instrument
4. Kom berisi kapas alcohol
5. Perlak dan pengalas
6. Bengkok
7. Obat injeksi dalam vial atau ampul
8. Daftar pemberian obat
9. Kikir ampul bila diperlukan
10.waskom larutan klorin 0,5 %
11.tempat cuci tangan
12.handuk/lap tangan
13.kapas alkohol
b. Persiapan
perawat :
Cuci tangan
Pakai hanscoon
c. Persiapan
pasien :
Jelaskan prosedur pada pasien
Tempatkan pasien pada posisi yang nyaman, contoh,
posisi sims dll.
d. Persiapan
lingkungan : jaga privasi klien
e. Pelaksanaan :
a Fase orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi/ validasi
3. Kontrak
b. Fase kerja
1. Siapkan peralatan ke dekat pasien
2. Pasang sketsel atau tutup tirai
untuk menjaga privasi pasien
3. Cuci tangan
4. Mengidentifikasi pasien dengan
prinsip 5 B (Benar obat, dosis, pasien, cara
pemberian
dan waktu)
5. Memberitahukan tindakan yang akan
dilakukan
6. Letakkan perlak dan pengalas
dibawah daerah yang akan di injeksi
7. Posisikan pasien dan bebaskan
daerah yang akan disuntik dari pakaian
pasien
8. Mematahkan ampula dengan kikir
9. Memakai handscoon dengan baik
10. Memasukkan obat kedalam spuit
sesuai dengan advice dokter dengan
teknik septic dan aseptic
11. Menentukan daerah yang akan
disuntik
12. Memasang pengalas dibawah daerah
yang akan disuntik
13. Usapkan daerah penyuntikan
secara sirkuler menggunakan kapas
14. Mengangkat kulit sedikit dengan ibu jari
dan jari telunjuk tangan kiri
(tangan
yang tidak dominant)
15. Tusukkan jarum ke dalam otot dengan
jarum dan kulit membentuk sudut
90̊
16. Lakukan aspirasi yaitu tarik
penghisap sedikit untuk memeriksa apakah
jarum
sudah masuk kedalam pembuluh darah yang ditandai dengan darah
masuk
ke dalam tabung spuit (saat aspirasi jika ada darah berarti jarum
mengenai
pembuluh darah, maka cabut segera spuit dan ganti dengan spuit
dan
obat yang baru). Jika tidak keluar darah maka masukkan obat secara
perlahan-lahan
17. Tarik jarum keluar setelah obat
masuk (pada saat menarik jarum keluar
tekan
bekas suntikan dengan kapas alcohol agar darah tidak keluar)
18. Lakukan masase pada tempat bekas
suntikan (pada injeksi suntikan KB
maka
daerah bekas injeksi tidak boleh dilakukan masase, karena akan
mempercepat reaksi obat, sehingga
menurunkan efektifitas obat.
19. Rapikan
pasien dan bereskan alat (spuit diisi dengan larutan chlorine 0,5%
sebelum dibuang)
20. Lepaskan sarung tangan rendam
dalam larutan chlorine
21. Cuci tangan
c. Fase terminasi
1. Evalusi respon klien terhadap tindakan yang dilakukan
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak yang akan datang